Analisis Kerusakan Camshaft pada Diesel Generator di Kapal MV. Kartini Samudra
Abstract
When MV. Kartini Samudra was anchored in Kalimantan for the loading process, an abnormal sound was detected in diesel generator no. 3. A decision was made to conduct periodic inspections of the camshaft of diesel generator no. 3, which revealed erosion damage. Consequently, the workload was transferred to diesel generator no. 2 to allow for further examination of diesel generator no. 3's camshaft. This study aims to identify the factors contributing to camshaft damage in the diesel generator, assess the resulting impacts, and propose preventive measures. Employing qualitative methods through case study analysis, data were collected via observations, interviews, and documentation. Visual comparisons of exhaust gases and jacket cooling temperatures were processed using triangulation techniques. The analysis utilized fishbone and 5W methods. The findings indicate that the camshaft damage was due to valve gap conditions exceeding 1.5mm, contamination of lubricating oil with a significant amount of iron particles, and prolonged running hours. Notable symptoms included thick black exhaust gas and a jacket cooling temperature of 55°C, which is below the optimal 70°C. The impact of the camshaft damage necessitates measures such as regular checking and adjustment of valve gaps to between 0.6mm and 1.0mm, and timely oil changes in accordance with the planned maintenance schedule.
Ketika MV. Kartini Samudra sedang berlabuh di Kalimantan untuk proses pemuatan, terdeteksi suara tidak normal pada genset diesel no. 3. Keputusan diambil untuk melakukan pemeriksaan berkala terhadap camshaft genset diesel no. 3, yang mengungkap adanya kerusakan berupa erosi. Akibatnya, beban kerja dialihkan ke genset diesel no. 2 untuk memungkinkan pemeriksaan lebih lanjut pada camshaft genset diesel no. 3. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kerusakan camshaft pada genset diesel, mengkaji dampak yang ditimbulkan, serta mengusulkan tindakan pencegahan. Metode kualitatif digunakan melalui analisis studi kasus, dengan data yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Perbandingan visual gas buang dan suhu pendinginan jaket diproses menggunakan teknik triangulasi. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode fishbone dan 5W. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kerusakan camshaft disebabkan oleh kondisi celah katup yang melebihi 1,5 mm, kontaminasi oli pelumas dengan partikel besi dalam jumlah besar, dan jam operasi yang berkepanjangan. Gejala yang menonjol termasuk gas buang berwarna hitam pekat dan suhu pendingin jaket 55°C, yang berada di bawah suhu optimal 70°C. Dampak kerusakan camshaft ini memerlukan tindakan pencegahan seperti pemeriksaan rutin dan penyesuaian celah katup antara 0,6 mm hingga 1,0 mm, serta penggantian oli secara tepat waktu sesuai dengan jadwal perawatan yang direncanakan.